Minggu, 26 Juli 2009

Angin

musim dingin..
musim saat hangat menahan nafasnya..
saat angin mencari jati dirinya..
saat salju menyombongkan kesuciannya..
dan yang hidup sebelumnya seakan mati membatu..
hanya menyimpan mimpi..

musim ini..
ada sesuatu yang ingin ku bagi..
kelu lidah ku dan hangat darahku..
mereka mencoba mengungkapkan..
ada waktu yang terlewati dan kenangan yg diresapi..
ada jiwa yg tertinggal dan tersimpan dengan kekal..

kita menanti dengan pasti..
jelmaan harapan dalam hati..
kan datang dengan berlari..

walau tampak kabur..
tersiram air mata..

Cinta II

Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga

Mereka berkata tentang helang dan? hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai – di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai – bangkai mati itu

Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati

(Dari ‘The Forerunner))

:+: Kahlil Gibran :+:

Cinta I

Kelmarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia berkata, “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari Manusia Pertama.”

Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menyanyi dia berkata, “Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.’

Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata, ‘Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.’

Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata, “Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yg kuat,? membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian? di depan matahari di siang hari.’

Setelah itu seorang lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia berkata, “Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.’

Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, ‘Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.’

Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, ‘Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.’

Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, ‘Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.’

Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, “Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.?

Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata, “Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.”

Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat. Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.

:+: Khalil Gibran :+:

Ibu

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

:+: Khalil Gibran :+:

Rahasia Biruku

Biru…
aku ingat saat dirimu menatap mataku dengan lembut
dan berkata bahwa cintamu merupakan mahakarya indah penuh makna
yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata
hanya bisa dirasakan dengan hati yang terdalam

biru…
ternyata dirimulah yang bisa membuatku kembali membuka hati
yang tertutup rapat oleh serpihan luka yang lama terpendam
membuatku dapat melupakan semua keraguan jiwa
dan lebih merasakan hangatnya cinta

biru…

kau mampu memberiku warna yang berbeda di setiap sisi lemahku…
membuatku tertawa, tersenyum, dan lebih semangat menjalani hari-hariku bersamamu
kau juga memberiku rasa tenang, damai, dan juga cinta disampingmu
dengan segala kekuranganku

kau memang spesial di hatiku…
kau juga inspirasi di setiap langkah-langkahku…

biru…
kau sungguh membuatku bersyukur karena memilikimu,
memberi sejuta rasa untuk menghargai cinta dan indahnya kehidupan…

Cinta

kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat

ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.

Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau
sadari

Persahabatan

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

~ Kahlil Gibran

Abadi Di Sanubari

Tika fajar menyinsing suasana
Dalam desas-desus nafas jiwa
Nun tangan menadah berdoa
Tangis, sedih, sendu dan duka
Mengadu pada Yang Mendengar Bicara
Berharap pada Yang Memenuhi Segala Cita.

Tercambahlah benih di sawah hati
Diairi dan menghijau bawah lembayung nurani
Dipagar serta dijaga rapi
Dengan sebuah janji termeterai
Dihiasi dengan rimbunan pekerti dan budi

Walaupun ia sunyi dan sepi kini
Apabila tibanya takdir Ilahi
Namun ia tetap terjaga rapi
Sehingga waktu masa datang lagi
Ia pasti akan indah kembali
Sebagaimana yang telah kita lalui
Selama mana kita bersetia janji
Engkau dan aku bersemi
Abadi di sanubari..

Takbir Dari Wajah

Kelabu malam terbias cahaya…
menampakkan kesan tercalar dimuka…
robek digiris kerana sengketa…
baru ku megerti apa itu luka…

Meredah hutan menyelak lalang…
menebas halangan mencari permata…
terlibas wajah terus menghilang…
cinta malam pada siang…
sering mengejar mencari setia…

Adakah aku sama seperti mereka…
melakukan juga segala nista…
aku pasrah menerima neraka…
andai itu pilihan kekasih yang ku cinta…

Kitab terang terbuka ruang…
menyelam dalam kedasar lautan…
menyelak kalimah untuk bahagia…
menggapai awan mencari setia…
namun tiada juga ruang bersemuka…

Andai aku alpa menahan mati…
tutupkanlah pintu untuk ke syurga…
kerana perindu tidak akan lupa…
pada kekasih yang dicinta…
malah terasa ingin bersemuka…
lantas dikafankan dirinya…
Allah berfirman pula…
“bukakanlah takbir dari wajahnya…”

Lelaki Bagaimanakah Yang Anda Mahu?

Memilih lelaki untuk dijadikan pasangan hidup bukan semudah memilih baju untuk hadir majlis harijadi. Jika baju, tak suka yang itu,pilih saja yang ini. Kalau warnanya seperti tidak match,pilih saja warna yang lain.

Bagaimana hendak mengenal lelaki yang sesuai, baik dan serasi? Persoalan ini memang patui menghantui setiap orang sebab tersalah pilih, hidup akan menjadi tidak amat selesa. Macam-macam perkara boleh ditimbulkanoleh sang lelaki, tatkala dia sudah pun bergelar suami. Tidak semudah
menukar baju jika ingin lari darinya. Malah dia bagaikan baju plastik yang melekat di badan.

Jika anda mendapat lelaki yang okey,segala segi,anda sangat beruntung. Hidup anda akan terpenuh dengan keindahan dan kenikmatan. Tetapi jika anda mendapat lelaki tidak okey,segala segi, ibarat anda telah menghampiri ‘neraka dunia’.

Apa kriteria yang boleh anda pegang apabila memilih lelaki:

1. Bagaimana agamanya?
Jika dia nyata mengabaikan kewajibannya sebagai manusia yang beragama, (terutama sembahyang fardu), usahlah harapkan sesuatu yang menarik daripadanya. Mungkin dia kaya dan penyayang serta boleh memberikan semuanya, tetapi haluan menuju ketuhanan, dia bukanlah pilihan terbaik. Betul, bukan semua lelaki yang sembahyang itu baik, tetapi sekurang-kurangnya haluan pimpinannya jelas. Agama diturunkan untuk memantau kehidupan manusia, maka manusia perlu menerima pantauan itu untuk selamat. Soal ini tiada siapa terkecuali.

2. Bagaimana dia melayani ibu bapanya
Seorang lelaki yang bertanggungjawab adalah seorang yang tidak pernah mengabaikan tanggungjawabnya terhadap ibu dan bapanya. Anda boleh lihat dengan jelas akan hal ini. Jika dia menangguhkan pulang ke kampung semata-mata untuk anda, dia bukanlah seorang family man, lantas bukanlah calon terbaik untuk menepati ciri-ciri lelaki pilihan. Seorang lelaki yang mengambil berat ibu dan ayahnya adalah seorang yang boleh diharap.

3. Bagaimana dia berkelakuan sewaktu bersama anda
Jika dia demand beberapa hal yang tidak munasabah dan ‘tidak boleh’ sebelum masanya, dia bukanlah lelaki yang terbaik. Cinta tidak perlu dibuktikan dengan perlakuan-perlakuan sumbang membawa kemurkaan TUHAN. Ramai wanita silap dalam menafsirkan pengorbanan cinta. Berkorbanlah untuk mendapatkan cinta yang sejati, tetapi tidak usah hingga terkorban diri. Ingat, wanita ibarat rama-rama, selagi warna sayapnya tidak terurai, selagi itulah dia diminati dan disayangi.

4. Bagaimana keluarga melayaninya
Jika boleh dapatkanlah latarbelakang keluarganya. Keluarga yang rosak dan porak peranda biasanya terdiri daripada ahli yang rosak dan juga porak peranda. Perhati juga bagaimana keluarga melayaninya. Jika keluarga baik terhadapnya, itu menandakan dia baik terhadap keluarga.

5. Siapa sahabatnya
Untuk mengenali dia lihatlah siapa sahabatnya. Sahabatnya adalah cermin untuk dirinya.Jika sahabat-sahabatnya adalah mereka yang baik budi pekerti serta boleh diharap, dia juga sama. Sebaliknya jika dia hanya bergaul dengan orang yang rosak akhlak, dia juga mungkin tidak terkecuali.

6. Apakah kegiatan hidupnya
Lantaran jika dialah pilihan anda dan putus untuk mengakhiri hubungan itu dengan perkahwinan, usah ambil mudah tentang aktiviti hidupnya, maksud saya pekerjaan serta kegemaran serta wawasannya. Ini penting sekali sebab corak kehidupan akan ditentukan oleh apa kegiatan hidupnya serta apa kegemarannya juga apa wawasannya. Pastikan dia mempunya pekerjaan, tidak semestinya makan gaji, perniagaan juga baik. Pertanian, perladangan, penternakan dan juga perikanan juga baik. Semua itu bidang pekerjaan yang mulia. Ramai orang tidak kisah dengan bidang pekerjaan teman lelakinya sewaktu di alam percintaan, kemudian menanggung derita setelah berkahwin apabila mengetahui sebenarnya dia tiada pekerjaan, pemalas bahkan penagih dadah. Sukailah dia dan sukailah pekerjaannya, selagi halal, adalah mulia di sisi ALLAH.

7. Lihatlah diri anda sendiri
Lihatlah diri anda sendiri. Bagaimana lelaki yang ada inginkan begitulah diri anda sebenarnya. Jika anda memiliki akhlak yang baik, dia semestinya juga begitu. Jarang orang yang tidak sama peribadi boleh menjalin hubungan intim dan penuh persefahaman.

8. Semaklah dirinya berpandukan Formula 3E
Ada 3 pecahan daripada formula 3E yang boleh anda suaikan dengan peribadi dan perwatakannya :

i. Lihat sifat-sifat semula jadi serta perwatakan (negatif dan positif) melalui bulan kelahirannya. Misalnya jika dia dilahirkan pada bulan Mai, biasanya (tak wajib betul harus salah) dia seorang yang mudah merajuk, seorang perasa, baik, sensitif, romantik, tahu membalas jasa, bijak, boleh menyelesaikan masalah orang, penyayang serta setia apabila bercinta. Negatifnya dia seorang yang suka berangan-angan dan kadang-kadang sangat pemalas. Pengetahuan anda terhadap perwatakan-perwatakan sebegini memudahkan anda mengenali sifat-sifatnya.

ii. Lihat tarikh lahirnya dan buat kiraan tertentu. Setiap angka dari 1 hingga 9 boleh menerangkan wawasannya. Kita boleh membaca fikiran orang sekiranya kita tahu angka peribadinya.

iii. Kenali warna kegemarannya dan dapatkan definisinya.

Mengenali lelaki adalah cabaran utama wanita dalam langkah pertama membina cinta. Mengenali peribadi dan psikologi lelaki pula adalah langkah tuntas menuju kebahagiaan dan kecemerlangan keluarga setelah berkahwin. Lelaki bagaimanakah yang anda inginkan?Pilih, kemudian tafsir, renung dan fikir, usah suka, terus ambil kemudian kahwin lalu menderita. Anda mampu mengubahnya.

Oleh Dr.Hm Tuah Iskandar Al-Haj

Mau Jadi Wanita Pujaan?

Siapa yang tidak mahu diri jadi perhatian? Pastinya setiap wanita menyimpan angan-angan mahu dikenali seperti selebriti. Namun begitu tidak ramai wanita yang tahu cara untuk menarik perhatian ramai. Seringkali perasaan malu menyelubungi diri. Perasaan ini haruslah dikikis, malu biarlah bertempat. Namun selain malu ada banyak lagi perkara yang perlu dipraktikkan untuk memastikan diri jadi pusat perhatian ataupun menjadikan diri wanita pujaan. Berikut adalah 10 tip yang perlu diikuti:

1. Harus selalu dilihat
Buatlah sasaran untuk berkenalan dengan orang lain setiap hari. Dan jangan lupa tinggalkan nombor untuk dihubungi ataupun kad nama anda.

2. Pandangan pertama sangat penting
Pandangan pertama sememangnya cukup penting, jadi pastikan penampilan anda sempurna setiap kali bertemu orang buat kali pertama. Gunakan bahasa tubuh, tersenyum, jangan bergosip, dan jadilah pendengar yang baik.

3. Berlaku ramah dan profesional
Datang tepat waktu dan biasakan mengirimkan kad ucapan terima kasih setiap kali bekerjasama dengan orang lain, dan segeralah membalas panggilan telefon untuk anda. Anda akan diingati kerana menghargai orang lain.

4. Bergaul dalam kelompok profesional
Ini adalah tempat paling sesuai untuk belajar menuju kejayaan. Selain sering dilihat di antara orang-orang yang satu profesion dengan anda, percayalah nama anda pasti akan cepat beredar dari mulut ke mulut kelompok profesion anda.

5. Bersahabat dengan orang yang sudah dikenali
Pastikan anda juga bersahabat dengan rakan yang dikenali ramai, secara tidak langsung anda juga akan turut dikenali. Tapi pastikan rakan anda dikenali atas perkara yang baik, jangan pula nama anda dikenali kerana bersahabat dengan mereka yang berkelakuan buruk.

6. Aktif dalam kegiatan sosial
Bergiat cergaslah dalam aktiviti sosial sama ada yang dianjurkan di tempat kerja anda mahupun di tempat tinggal anda. Ramah dan ringankan tangan membantu apa yang patut, pasti anda disenangi dan dengan mudah jadi perhatian.

7. Bersikap baik
Kalau kita membuat kesan pertama yang kurang baik, cepat minta maaf dan ciptakan peluang untuk bersikap lebih baik lagi. Siapa yang tidak suka dengan mereka yang baik budi pekerti kan?

8. Penampilan adalah segalanya
Pastikan anda tahu tentang peraturan berpakaian yang harus dikenakan pada setiap acara. Sekiranya ragu, pilihlah busana yang paling selamat: pakaian hitam-hitam. Kenakan juga tata rias yang tepat dan tidak berlebihan.

9. Buat hubungan‘Sasarannya’ adalah orang-orang penting yang telah berjaya. Minta pandangan mereka dan kemudian praktikkan nasihat serta pandangan yang diberi.

10. Bekerja keras
Tawarkan kerjasama pada kenalan baru, catat semua pertemuan dan tambahkan daftar baru setiap kali bertemu dengan orang-orang baru. Catat segala perkembangan dan kemungkinan yang ada dari pertemuan tersebut.

Biarkan Aku Jadi Mataharimu

Seorang wanita bertanya kepada seorang pemuda tentang cinta dan harapan. Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pemuda berkata ingin menjadi matahari. Wanita tidak mengerti kenapa pemuda ingin menjadi matahari, bukan kupu-kupu atau kumbang yang terus menemani bunga.

Wanita berkata ingin menjadi rembulan tetapi pemuda tetap ingin menjadi matahari. Wanita semakin bingung kerana matahari dan bulan takkan boleh bertemu, tetapi pemuda tetap ingin menjadi matahari. Wanita berkata ingin menjadi burung yang mampu terbang ke langit jauh di atas matahari dan pemuda berkata ia akan selalu menjadi matahari.

Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah 3 kali menduga namun pemuda tetap keras kepala, ingin menjadi matahari tanpa mahu ikut berubah bersama wanita. Maka wanita itu pun beredar pergi dengan rasa kecewa dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa matahari juga menjadi pilihan pemuda. Sang pemuda merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat wanita menjadi bunga, pemuda ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarannya kepada bunga agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan akhirnya rama-rama yang akan menari bersama bunga. Ini disebut kasih iaitu memberi tanpa syarat, tanpa mengharapkan imbuhan dan balasan.

Saat wanita menjadi bulan, pemuda tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat akan matahari? Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak berupaya menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut.

Ini dinamakan pengorbanan, menyakitkan namun sangat layak untuk cinta. Dan saat wanita jadi burung yang dapat terbang tinggi jauh ke langit, bahkan di atas matahari, pemuda tetap selalu jadi matahari agar burung tetap bebas untuk pergi pada bila-bila masa pun yang ia mahu dan matahari tidak akan mencegahnya. Matahari rela melepaskan burung untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk burung.

Matahari selalu ada untuk burung bila-bila pun ia mahu kembali walau burung tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain burung yang berupaya masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya. Ini disebut sebagai kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan dikhianati namun tetap menanti dan tegar untuk memaafkan. Pemuda tidak pernah menyesal menjadi matahari untuk wanita yang dicintainya….

Cinta Lama Biarkan Berlalu

Jika ada, itu namanya cinta. Cinta suatu elemen hidup yg amat misteri dan tersendiri. Ia sentiasa wujud bersama berdenyutnya nadi. Tidak kira apakah seseorg itu sudah berusia ataupun masih teruna/dara, rasa cintanya tetap wujud. Usah sangka org yg sudah bongkok tiga sudah tidak memiliki cinta. Usah sangka org yg sudah kerepot sudah tiada cinta.

Jauh di dlm hati, cinta terus segar dan mewangi. Kita sudah dibungkus kebahagiaan, ada kalanya kita masih teringat si dia. Walaupun semuanya itu sudah bertahun berlalu, dia terasa begitu dekat. Kita masih ingat suaranya. Kita masih nampak senyum tawanya.

Kita masih terdengar-dengar gurau sendanya.Rasanya baru semalam berlalu. Tahu-tahu usia kita sudah menghampiri setengah abad. Sudah bertahun rupanya dia pergi meninggalkan kita atau kita yg pergi membawa kejujurannya.

Terkadang kita berasa sunyi dan mahu mendengar kembali semua yg pernah kita dengari dari mulutnya. Kita mahu dia mengulanginya. Namun tidak mungkin, lantaran kita sekarang sudah hidup dalam persekitaran yg kondusif dan eksklusif, tersendiri amat.

Wahai insan yang pernah bertakhta di hati, di manakah * saudari/saudara* sekarang? Apakah * saudari/saudara * juga sering teringatkanku sebagaimana saya sentiasa teringatkanmu? Kita sering tertanya-tanya, di manakah dia. Kita sering memujuk hati kita supaya menerima hakikat bahawa dia ‘telah tiada’. Tapi hati kita sukar hendak percaya. Ia terus teringat dan ia terus mereka-reka cerita. Pernah tak kita teringatkan seseorg dan kita amat merinduinya. Kita mahu segera berada disampingnya. Kita mahu dia mendengari kita? Itulah cinta namanya.

Misteri sungguh perasaan ini. Ia datang dan terus datang tanpa mempedulikan hakikat siapa kita lagi, dan siapa dia sekarang ini. Kita terus teringat dan terus teringat. Kita merindui suaranya, merindui gelak tawanya yg pernah kita simpan jauh di sudut hati kita. Kita ingin sekali mendengar kata-kata cintanya terucap lagi di telinga kita.

Itulah cinta. Ia misteri yg tidak pernah berjaya diberikan jawapan oleh manusia sejak dulu hingga kini. TUHAN menciptakan manusia bersama cinta dan kasih sayang. Bagaimanapun kita cuba menghilangkannya, ia tetap datang dan datang.

Andainya kita diberi kesempatan utk mengulangi semua kehidupan, ingin kita lakukan yg terbaik. Namun, itu hanyalah ilusi. Kehidupan yg telah pergi tidak mungkin berulang. Usia yang telah terguna tidak mungkin kembali. Urat telah timbul, kedut-medut di wajah telah jelas, tenaga semakin berkurangan, mata kian kabur, langkah semakin terhenti-henti, tapi hati masih mekar dan segar.

Wahai hati, sedarilah hidup ini pergi bersama sejarahnya. Sejarah yang telah berlalu tidak perlu diulangi. Biarkan ia kekal sebagai sejarah yg boleh dipelajari apa-apa teladan dan pengalaman daripadanya. Besok yg bakal dihadapi lebih perlu untuk dibina bersama besarnya tekad dan tingginya azam. Muncullah sebagai manusia yg gemilang lagi cemerlang.

“Wanita yang solehah adalah wanita yang taat kepada ALLAH”. An-Nisa: 34.Cinta memang sentiasa muda, tidak pernah selari dngan usia yg kian bertambah.

Wallahualam….

Dr. HM Tuah Iskandar Al-Haj

Cinta Itu Misteri

Cinta memang sentiasa muda, tidak pernah selari dengan usia yang kian bertambah, sentiasa wujud bersama denyutan nadi. Misteri tersendiri, rasa cinta tetap wujud tanpa sempadan, tua ataupun yang muda. Jangan di sangka yang sudah bongkok tiga ,yang sudah setengah abad tidak memiliki cinta..

Jauh di dalam hati, cinta terus segar dan mewangi. Walau sudah dibungkus kebahagiaan, tapi ada kalanya masih teringatkan cinta yang hilang. Walaupun semuanya itu sudah bertahun berlalu, tetapi terasa begitu dekat. Masih ingatkan suaranya, masih ternampak senyum tawanya. Rasanya baru semalam berlalu..tidak terasa. Sudah bertahun-tahun rupanya sejarah cinta meninggalkan kita. Selagi ada kejujuran, ia tetap mekar. Terkadang terasa sunyi dan mahu mendengar kembali semua yang pernah di dengari dari mulutnya, mahu ia mengulanginya. Namun tidak mungkin, lantaran kita sekarang sudah hidup dalam persekitaran yang tersendiri. Wahai insan yang pernah bertakhta di hati, di manakah sekarang? Apakah masih teringatkan kisah lama. Sering kali memujuk hati supaya menerima hakikat bahawa dia ‘telah tiada’. Tapi hati kita sukar hendak percaya. Itulah cinta namanya.

Misteri sungguh perasaan ini. Ia datang dan terus datang tanpa mempedulikan hakikat siapa kita lagi, dan siapa dia sekarang ini. Kita terus teringat dan terus teringat. Segalanya tersimpan jauh di sudut hati. Itulah cinta. Satu misteri yang tidak pernah berjaya diberikan jawapan oleh manusia sejak dulu hingga kini. TUHAN menciptakan manusia bersama cinta dan kasih sayang. Bagaimanapun kita cuba menghilangkannya, ia tetap datang dan datang.

Andainya kita diberi kesempatan untuk mengulangi semua kehidupan, ingin kita lakukan yang terbaik. Namun, kehidupan yang telah pergi tidak mungkin berulang. Usia yang telah terguna tidak mungkin kembali. Urat telah timbul, kedut-medut di wajah telah jelas, tenaga semakin berkurangan, mata kian kabur, langkah semakin terhenti-henti, tapi hati masih mekar dan segar.

Sabtu, 25 Juli 2009

Lelaki Dalam Cermin (for Jacko)

Dia, lelaki yang berdiri tegap
menghadap yakin cermin hidup
tegar menatap dunia segenap
mewarnai jiwa sepenuh harap
agar tiada lara dalam gelap.

Tercicir masa kecil
sukar dijejaki kembali
hingga terperangkap diri
mengejar indah jalur pelangi
seorang Peter Pan yang ilusi.

Bernyanyi hati menerjah sunyi
beraksi raga menguja peri
ligat tari mengungkap diri
menukar rupa mencabar perli
segalanya rahsia yang sari
Raja Pop gelar diberi.

Kemasyhuran yang dicapai
bukanlah harga yang dicari
kasih sayangnya begitu bererti
sebelum degup terhenti
suci cahaya Ilahi
terlebih dahulu menyinari
pengakuan bersaksi nurani Mikaeel,
legenda seni yang tiada tara.

Perginya yang tiba-tiba
menyihir sejenak penjuru dunia
antara percaya dan nafi
air mata jujur membasahi
pada takdir yang pasti
seorang lelaki dalam cermin zaman.

Penyair

Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.

Dia adalah seekor burung ‘nightingale’
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya

Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padang kehidupan. Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya.

Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.

Dia adalah manusia yang selalu bersendirian,
hidup serba sederhana dan berhati suci
Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
Dan berjaga di keheningan malam,
Menantikan turunnya ruh

Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih hatinya di ladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya

Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia
pada zamannya,
Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi

Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi
cakerawala dengan kata-kata indah
Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya

Sampai bila manusia terus terlena?
Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
Sampai bila manusia mengabaikan mereka yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka
Simbol cinta dan kedamaian?

Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa org yang sudah tiada?
dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa

Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya.

Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.

Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan menemui kelembutan di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel…

(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

~ Kahlil Gibran

Gelap Malap Mengelap Lelap

Dalam malam menyulam alam…
Putih tatih letih berlatih…
Jajah hujah menerjah wajah…
Mengapakah melangkah merekah watikah…
Memanah tanah terpanah khazanah…

Dalam malam menyelam alam…
Lembut disambut cabut serabut…
Basah gelisah pisah susah…
Sunnah amanah khazanah tanah…
Kalimat tersemat selamat dikiamat…

Darah merah cerah arah…
Menyelam dalam kolam alam…
Sayang sembahyang bayang Sayang…
Khusuk rasuk pelusuk masuk…
Inti hati amati mati…
Menanti mati dititi jati…
Matlamat Rahmat kiamat terselamat…

Lukisan Yang Belum Sempurna

Bilaku genggam pena hidupku,
Bila ku hampar lembaran putihku,
Inginku lukis satu persatu,
Wajah tersenyum hati berlagu,
Warna-warni mengalir laju,
Berlumba-lumba mengisi sempadan,
Bak air turun tatkala hujan,
Terselit pelangi di celah sinaran.

Bila saja pena melayang,
Bila putih terus menghilang,
Hanya warna mengisi ruang,
Baruku sedar banyak yang kurang,
Tidak seperti apa dirancang,
Tidak seperti apa dipandang,
Warna dipinta hitam yang datang,
Terasa ingin saja lukisanku buang.

Bilaku hampar lembaran yang baru,
Lukisan lama kerap menghantuiku,
Bilaku lukis keindahan alam,
Terasa diriku hampir tenggelam,
Bilaku pilih warna yang riang,
Semua bertukar menjadi arang,
Bilaku koyak lukisan ini,
Terasa hanya menipu diri.

Dimana lagi harusku berdiri,
Agar diri tidak lagi sunyi,
Dimana lagi harusku berlari,
Agar bahgia sering menemani,
Dimana lagi harusku mencari,
Agar kasih tenang di hati.

Tiada lukisan tanpa gambaran,
Tiada soalan tanpa jawapan,
Tiada arah tanpa tujuan,
Selagi hayat dikandung badan,
Akanku tagih sinar harapan,
Agar lukisan ini dapatku sempurnakan.

Puisi Malam Ini

Malam ini
Akanku tinggalkan
Sebuah mimpi
Kali ini
Akanku cari
Diri sendiri

Hadirku bagai ilusi
Sekadar menjadi impian
Hatimu tak dapat ku miliki
Hanya di alam fantasi

Mungkin seratus tahun lagi
Impian menjadi realiti
Mungkin jua seribu tahun lagi
Aku masih di sini
Menunggu di pintu hati
Menanti sesuatu yang tak pasti

Malam ini
Akan ku terima
Hakikat ini
Kini pasti
Hatimu kan tetap terus mengiringi

Siapalah aku ini
Yang ingin memetik cintamu
Siapalah seadanya
Diriku di sisimu

Kau punya segalanya
Sedangkan aku insan hina
Hidupku penuh dengan kisah duka
Antara kita jurang nya berbeza

Biarlah usahlah
Bermain dengan api
Kelaknya terbakar sendiri

Biarlah tersimpan
Segala perasaan
Rahsia hatiku terhadapmu
Siapalah aku

Kehidupan Sebuah Cinta

MUSIM BUNGA

Marilah, sayang, mari berjalan menjelajahi perbukitan,
Salju telah cair dan Kehidupan telah terjaga dari lenanya
dan kini mengembara menyusuri pegunungan dan lembah-lembah,
Mari kita ikut jejak-jejak Musim Bunga, yang melangkaui
Ladang-ladang jauh, dan mendaki puncak-puncak perbukitan
‘Tuk menadah ilham dari aras ketinggian,
Di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan.

Fajar Musim Bunga telah mengeluarkan pakaiannya
dari lipatan simpanan, dan menyangkutnya
pada pohon pic dan sitrus , dan mereka kelihatan bagai pengantin dalam upacara tradisi Malam Kedre..

Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih
Air kali pun lincah berlompatan menari ria,
Di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.

Dan bunga-bunga bermekaran dari jantung alam,
Laksana buih-buih bersemburan, dari kalbu lautan

Kemarilah, sayang: mari meneguk sisa air mata
musim dingin, dari gelas kelopak bunga lili,
Dan menenangkan jiwa, dengan gerimis nada-nada
Curahan simfoni burung-burung yang berkicauan
dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan

Mari duduk di batu besar itu, tempat bunga violet
berteduh dalam persembunyian, dan meniru
Kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu.

MUSIM PANAS

Mari pergi ke ladang, kekasihku, kerana
Musim menuai telah tiba, dan cahaya suria
Telah memanggang gandum kuning-kekuningan.

Mari kita mengerjakan hasil bumi, sebagaimana semangat kegembiraan menyuburkan butir gandum
Dari benih cinta-kasih, yang tertanam dalam sanubari.
Mari mengisi guni kita dengan limpahan hasil bumi
bagai kehidupan mengisi penuh rongga hati,
Dengan harta kekayaan tak terperi,
Mari, jadikan bunga-bunga alas tilam kita
Dan langit biru selimut kita
Sandarkan kepala di bantal harum jerami,
Mari kita berehat setelah bekerja sepanjang hari,
Sambil mendengar bisik gemercik air sungai yang menyanyi.

MUSIM GUGUR
kita pergi memetik anggur di perkebunan
Dan memerah sari buah segar
Dan menyimpannya di jambangan tua
Sebagaimana jiwa menyimpan ilmu pengetahuan
Abad-abad lalu, dalam gedung keabadian.

Dan sekarang mari pulang, kerna sang bayu telah
Menerbangkan daun-daun kuning dan mengisar bunga-bunga layu
Yang membisikkan dendang kematian pada Musim Gugur
Mari pulang, kekasihku abadi, kerana burung-burung
Telah terbang bagi perjalanan migrasi menuju kehangatan
Meninggalkan padang yang dingin dan kesepian.
Bunga mirtel dan melati pun telah lama
Mengeringkan air matanya.

Mari kembali, sebab anak sungai yang sayu
Telah kehabisan lagu, dan sumber air yang lincah
Telah membisu, enggan mengucapkan kata perpisahan.
Sedang bukit-bukit tua telah mulai melipat
pakaiannya yang berwarna-warni.

Mari, kekasihku; Alam telah letih,
Ia bersemangat melambaikan selamat tinggal
Dengan dendangan sayup dan ketenangan.

MUSIM DINGIN

Dekatlah ke mari,oh teman sepanjang hidupku,
Dekatlah padaku, dan jangan biarkan sentuhan Musim Dingin,
Mencelah di antara kita. Duduklah disampingku di depan tungku,
Sebab nyalaan api adalah satu-satunya nyawa musim ini.

Bicaralah padaku tentang kekayaan hatimu,
Yang jauh lebih besar daripada unsur Alam yang menggelodak
Di luar pintu.
Palanglah pintu dan patri engselnya,
Sebab wajah angkasa menekan semangatku
Dan pemandangan ladang-ladang salju
Menimbulkan tangis dalam jiwaku.

Tuangkan minyak ke dalam lampu, jangan biarkan ia pudar,
Letakkan dekat wajahmu, supaya aku boleh membaca dalam tangis
Apa yang telah ditulis pada wajahmu
Tentang kehidupan kau bersamaku..

Berilah aku anggur Musim Gugur, dan mari minum bersama
Sambil mendendangkan lagu kenangan pada ghairah Musim Bunga
Dan layanan hangat Musim Panas, serta anugerah
tuaian dari Musim Gugur.

Dekatlah padaku, oh kekasih jiwaku; api mendingin dalam tungku,
Menyelinap padam nyalanya satu-satu, dari timbunan abu
Dakaplah aku, sebab aku ngeri akan kesepian.
Lampu meredup, dan anggur minuman membuat mata sayu mengatup.
Mari kita saling berpandangan, sebelum mata tertutup.

Cari aku dengan rabaan, temui daku dalam pelukan
Lalu biarkan kabus malam merangkul jiwa kita menjadi satu
Kucuplah aku, kekasihku, kerana Musim Dingin,
Telah merenggut segala, kecuali bibir yang berkata:
Engkau dalam dakapan, oh Kekasihku Abadi,
Betapa dalam dan kuat samudera lena,
Dan betapa cepatnya subuh…

(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

Khalil Gibran

Akhir Cinta

Awalnya aku memang tak menyangka

dan ku tak mengerti

rasa yang ia berikan tak akan pernah terlupakan

kau yang sejukkan aku dengan cintamu

membawa aku tuk mengerti apa makna cinta yang sebenarnya

Kini, ku hanya perlu merenung

dan membayangkan rajutan wajahmu yang kian lama tak menunjukkan indahnya

Aku memang patut tuk menyadari

haruskah aku tuk menunggu dirimu yang dulu itu kembali

meskipun harapan yang kau berikan terlalu kecil

Kini kau hilangkan dan kau hapus diriku dari memori cintamu

aku tak mengerti

apa yang terjadi padamu

meski ku tak tahu lagi apa yang akan kuperbuat

Ku hanya bisa bilang

Inilah jalan menuju berakhirnya kisah cinta kita

Aku memang sangat menyangimu

kenapa kau kini menjauh dari ku dengan alasan yang tak pasti

biarlah aku mencoba tuk mengerti

tapi aku tak akan berhenti tuk melangkah

walau pun langit yang begitu gelap

dengan hujan yang membasahi bumi

serta petir-petir yang tak berhenti tuk menyambar

biarpun aku kini kesepian dan

mungkin ini memang jalan hidupku tuk menunggu kau yang dulu kembali…

Kasih, biarkan aku tetap tuk mencintaimu..

Air Mata Dalam Kenangan

Menjauhlah dariku…

Aku tak ingin bayanganmu masih disini..

dan aku juga tak ingin melihat ratapanmu itu…

bagiku, senyumanmu adalah luka di hatiku…

dan canda tawamu, adalah kebodohan di masa lalu..

dan semua janji kita hanya lah karangan indah yang semu..

kini..,

dimana hatimu..

dimana bukti bahwa dulu kita adalah satu..??

di bawah lindungan pohon kita berteduh..

dari dingin nya hujan kala senja di hutan itu…

diantara air mata kita saling bercerita..

tentang kekecewaanmu terhadap ku..

dan kekecewaan ku kepadamu..

seringnya suatu masalah yang tak terselesaikan..

berakhir dengan canda tawa dan hangatnya pelukan..

seringnya kau membunuh perasaanku..

dengan mengatakan bahwa semua kan baik2 saja..

saat kita berpisah..

sungguh tak berharga cinta itu…

kini..,

semua telah berlalu…

roda waktu hanya akan membunuh dan menggilas setiap tetes setiaku..

kehidupan kita telah terpisah…

tak ada waktu lagi tuk bersama…

takkan lagi ada canda tawa dalam kita saling bersuara…

semakin sesak nafas kurasa…

kehidupan yang telah kau pilih sendiri arah nya…

tanpa sadar telah kau buat ku bersedih…

dan setiap kenangan bersamamu adalah air mata bagiku…

Pesona Mimpi

Saat pujangga merengkuh pena
Menuai syair cinta
Indah frasa
Kebisuan merajut dilema
Tanda tanya menampung makna
Hati ini tak mungkin berlaku adil
Sedang dilema terbungkus sesal
Jiwa terpelanting di jurang maya
Saat pujangga menyembunyikan makna
Hanya kata arti sikap
Tuk meninggalkan belenggu gelap
Kini
Kesukaran jiwa menjadi jadi
Roh mana yang mengerti
Jiwa yang sakit di jeruji besi
Menantikan pesona mimpi
Wahai pujangga
Ingkarkah frasa itu
Yang memutari masa lalu
Memecah empedu dalam kalbu
Batin sampaikanlah
Pada jiwa yang di depanku
Pada jiwa yang di belakangku
Pada jiwa yang mengelilingiku

Jumat, 24 Juli 2009

Rasa Untukmu

kasihku…cinta ini kuberikan utkmu dg sederhana

cintaku…sayang ini kan kujadikan sempurna

sayangku…tak mampu lagi kurangkai kata

hanya percayamu ku minta utkku buktikan segala rasa

utkku setia menjaga cinta…

aku mencintaimu apapun adanya dirimu

aku menyayangimu karna kau lah yg terbaik utkku

cintaku, kasihku, sayangku, …

Malam Yang Sunyi

di malam yang sunyi ini
aku sedang memikirkan
seorang gadis yang pernah
menghiasi hidupku dan hari2
ku bersama diri nya

aku ingin di malam yang sunyi
ini bisa bertemu dengan dirinya
walaupun cuma sebentar karna diriku
sangat merindukan dirinya

apakah aku bisa bertemu dengan
dirinya di malam yang sunyi ini
apakah aku bisa berdampingan
dengan dirinya di malam yang
sunyi ini

aku rindu padamu cinta kemanakah
kau pergi cinta aku sangat rindu
padamu karena di malam yang sunyi
ini aku kesepian tanpa dirimu di
sampingku

walaupun di malam yang sunyi ini
tidak ada dirimu di sampingku aku
akan selalu rindu kepadamu walaupun
hati ini sunyi tanpa dirimu

cintaku hanya untukmu dan selalu
untukmu karena aku sangat cinta
padamu...

Wahai, Apakah Itu Cinta?

Aku memandang nyalang, pada manusia lalu lalang
Kulihat, tanpa sedikitpun segan, mereka menggamitkan jemari tangan
Kata cinta menguar di angkasa, menghayutkan gemawan mega
Mangaburkan keindahan bintang gemintang, panji dan agungnya bentara
Namun di sini, berdiri aku dalam keraguan
Tak mengerti dan terus bertanya :
Apakah segalon cinta lebih manis ketimbang sececap cita?
Dan apakah bahagia terwujudi harus dengan dimiliki?
Dan apakah seorang pangeran hanya dapat menjadi raja,
Pabila mempersandingkan permaisuri di sisinya?

Dan tanya itu menggiringku masuk ke dalam labirin tua
Lorong pekat penuh lembap yang dindingnya berkeropeng dusta
Penuh tipu daya, tiap simpangannya menyesatkan pengelana
Aku ikuti setitik cahya, dan kulihat jawab di ujungnya

Aku bertanya lantang, “Wahai, apakah itu cinta?”
Kulihat sepasang muda-mudi bergelayutan mesra
Sang gadis tertawa mengikik, sang pemuda menggeliat laknat
Sahutnya, cinta adalah hari ini
Yang tergantikan segera oleh hari esok
Dia adalah kesenangan yang berkelindan selalu
Birahi yang terpuaskan, nikmat yang berseliweran
Aku tercenung, dan terus termenung
Jika cinta adalah pesta pora, lalu apa arti cerita Majnun
Cinta baginya adalah kisaran derita
Tetapi Majnun hanya tahu itu cinta, walau dia buta
Oh, betapa takdir cintanya berakhir nestapa

Aku berpaling dari mereka yang mencemooh nakal
Lalu aku pergi menuju ujung lain lorong teka-teki
Kuikuti suara-suara merdu, tawa, dan musik syahdu
Walau gelap pekat, suara itu menuntunku pasti
Dan akhirnya kulihat panggung megah berdiri kokoh
Dipenuhi penyair dan pujangga sepanjang masa

Dadaku serasa bergolak, aku menyeruak dan berteriak, “Wahai apakah itu cinta?”
Seorang pujangga menoleh, berdiri, dan menjawab panggilanku lalu mulai bersyair,
Cinta adalah roman tanpa batas
Inspirasi yang takkan mati; Api yang takkan padam
Yang geloranya membuatmu remuk redam
Tapi, bagai kecanduan, kau akan terus menyesapnya
Membuatmu merasa terbang menuju menuju mentari yang menyala perkasa
Sekali lagi, keraguan menyelinap dan membisik
Mestikah begitu, sebab kulihat nyala sangat redup
Menyambangi jalinan pernikahan yang suci
Gairah sejoli telah berakhir, tapi tidak memupus ikatannya
Tapi mereka masih menyebutnya cinta
Walau madunya telah habis, Sang kumbang masih hinggap di atas kembang

Aku melengos tak puas, dan berjalan tak tahu ke mana
Kususuri lorong berliku, begitu panjang jalanan, begitu terjal undakan
Dan pada satu tangganya, kulihat seorang pengemis renta mengharap derma
Dia berkata, “berikanlah milikmu yang terbaik, dan kusampaikan kebijaksanaanku”
Aku sebenarnya tak ingin percaya, tapi kakiku terlalu letih mencari jawab
Kuulurkan sebongkah batu mirah sembari bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”

Si pengemis diam dalam takzim, dan menjawab,
Cinta adalah menghamba tanpa bertanya
Ketaatan tanpa memerlukan jawaban
Kau memuja, dan menjadikan dirimu budak dengan sukarela
Kata-kata cinta adalah perintah yang tiada terbantah
Aku terpekur dan tak henti berpikir
Jika cinta merupakan penghambaan, lalu apa arti cinta Ilahi?
Dia yang menurunkan hujan, dan lebih agung dari apapun jua
Dia yang memberikan rizki kepada orang paling durjana sekalipun
Dia yang mencintai makhluk-Nya, dan tak memerlukan apapun dari makhluk-Nya

Aku merasa rugi atas permata yang terbuang percuma
Ini bukanlah kebijaksanaan; melainkan kedunguan!
Cinta si pengemis selamanya menjadikan dirinya pengemis
Yang mengiba, meminta, dan mengharap sejumput kasih
Jika ini dinamakan cinta, maka terkutuklah kata cinta!
Aku muak atas pencarian ini, lalu memutuskan keluar
Labirin tua tak lagi mengurungku, dan bau laut seakan memanggilku
Ini adalah aroma kebebasan yang menarik para pemberani
Dan seperti cerita lama, aku berlayar menuju samudera berombak, –sendiri
Angin kencang membantu lajuku, dan kapalku menuju horizon di tapal batas
Mencari dunia baru untuk ditaklukkan
Di ujung dek aku berteriak penuh kegembiraan
Walau kegembiraan itu kadang dibayar oleh rasa hampa di tengah lautan
Oh, tahun-tahun berselang; musim-musim berganti datang
Waktu-penuh-kenangan yang berkandung duka dan suka
Namun, pada suatu hari yang mengejutkan
Badai datang menenggelamkan apa yang tersisa
Aku lihat puing-puing yang karam, dan onggokan
Sementara aku hanyut ditemani tongkang yang terombang-ambing
Entah mengantarkanku ke mana

Di suatu tempat, saat aku membuka mataku
Aku rasai pasir lembut yang harum baunya
Dan riak ombak bermain-main di sekujur tubuhku
Apakah ini tanah orang- orang mati, ataukah aku masih hidup?
Oh, betapa hausnya aku…seteguk air akan mengobatiku
Dan, aku lihat sesosok datang mendekat
Sorot matanya menatapku lekat
Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan sangat
Pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat
Aku berharap dia adalah malaikat tak bersayap yang memberikan jawab
Aku merasa maut sebentar lagi menjemput,
Jadi tak ada salahnya bertanya, toh rasa malu akan terbawa lalu
Setelah sekian lama, sekali lagi aku bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”

Dia termangu,dan hanya tersenyum
Untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut
Dan kata-kata bagai menetes dari mulutnya
Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu, Jawabnya :
Cinta bukanlah benda untuk dimiliki
Tetapi tindakan untuk diperjuangkan
Cinta adalah kebaikan tanpa imbalan
Pernahkah mentari bertanya padamu atas sinarnya yang terang
Dan pernahkah pepohonan meminta jawaban atas keteduhannya
Jika kau memberikan segelas air pada orang asing,
Dan dia tak berhutang padamu apapun
Itulah cinta.
Bagaikan petani, kau menanam benihnya
Lalu orang lain memakan buahnya, menghilangkan rasa laparnya
Tetap ingatlah, cinta adalah pilihan hatimu
Bukan keterpaksaan dari rasa takut
Sebab cinta tidak pernah membuatmu merasa kehilangan
Dia terus membuat hatimu merasa kaya
Namun, sungguh dunia telah tercerai berai,
Dan manusia menjadi tersesat oleh makna cinta
Tergelincir keserakahan, cinta menjadi memabukkan
Untuk memiliki, bukannya memberikan
Untuk menguasai, bukannya mengasihi
Jika cinta tinggallah nafsu diri belaka
Yang tersisa hanyalah kerusakan semata
Tiada peduli sesama; Semuanya mengagungkan diri jua
Orang menamakannya cinta; tapi itu hanyalah dusta

Hari itu, aku tahu
Bahwa perjalananku bukannya berakhir,
Tetapi baru saja dimulai

Lalu aku mengatup mata
Dan mulai mendoa
Untuk satu pilihan kata di hati.

Kekasih Rinduku

wahai malam..........
jangan kau redupkan sinar dihatinya
tuk slalu menjadi cahaya cinta dihatiku
ungkap segala gundah dan resah dalam jiwa
mekarkan bunga-bunga kerinduan dalam asmara

wahai sepi.........
jangan kau sembunyikan cintanya dariku
karna yang kuharap besar sayangnya kepadaku
bangunkan rindu yang resah dalam kalbu
usik lamunan di gelap asa yang tak mengaku

wahai dingin........
jangan kau bekukan kerinduan di antara kami
karna dia slalu hadir dalam mimpi-mimpi
getarkan dawai-dawai cinta dalam hati
nyanyikan desir angin di tiap sudut sepi

wahai kekasih......
berikan aku setangkai kelembutan jiwa
tuk mampu ungkap tirai-tirai asa tersisa
sampaikan ungkap jiwa dalam relung-relung rindu
kepadamu..........
wahai kekasih rinduku.......

Cubit Tanpa Asmara

Terukirkan batu…pualam…
Berceritakan…burung terbang…
Seperti….aku melayang dalam sangkar
Sebatas rendah saja aku bertengger

Dahan kayu yang terpotong tanpa cabang
Di sana aku bersimpuh lelah
Tak bisa keluar dari jerembabnya fana
Terkekang tanpa daya…
Amarah pun seraya sirna tanpa seberkas kata

Begitu lenyaplah sudah yang bersemayam di hati…
Tanpa cinta lagi
Aku bernafas…
Tanpa hingar bingar dunia lagi
Aku…menatap lemas
Tanpa berkelana jauh
Aku mencari…
Tak tersisa sekedar puing saja
Haus akan isyarat cinta yang gersang…

Berapa kilo harus didaki tanpa tali…
Melewati tebing curam ditelan oleh panasnya mentari…
Seberapa aku harus percaya pada…bisik cinta…
Yang aku tahu hanya sekedar dusta…

Tak bisa ku lihat…bagian belakang dari kepalaku…
Tak bisa ku julurkan satu tangan untuk melingkar di perutku…
Kedua mataku tak bisa melirik yang ada di lain tempat…
Kecuali sebatas pandanganku…

Hanya yakinku padamu…
Hanya kepekaan dalam batinku…
Hanya rindang dan subur cinta…bersemayam
Tapi aku tak memilikinya lagi…
Lenyap sudah yang ku genggam
Menembus sangkar…
Sangkar ini…membentengiku…
Tak kan bisa kuraih lagi.

Jawaban Waktu

Ragaku yang terduduk dalam lamunku kini
tiada menorehkan senyuman abadi lagi
Hatiku yang telah kau iris dengan luka dalam
hingga tertembus jantung ini kini tiada menangis lagi
Yang terekam manis sekarang hanyalah status palsu yang selalu kujunjung tinggi pada tiap pemerhatiku
Aku tersesat pada hatiku sendiri karena kerelaan akan melepasmu pergi tuk menebus segala dosamu padaku
Namun saat akan ku cari jalan keluar
mengapa terjadi pesimpangan yang tiap artinya berbeda akan hatiku?
Suatau masa depan cerah tanpa dirinya
atau hanya hidup dalam kesalahan yang selalu membekas di hati
Dalam kebimbangan raga dan pikiranku
yang selalu tertuju pada sisi terburuk,
cahaya jalan penerangNya perlahan mulai mampu menerangi jalanku
Walau sampai sekarangpun ku hanya mampu berharap,kini ku hanya bisa menjalankannya sambil menunggu jawaban waktu.

Kenangan

kenangan . . .
yang teringat hanya canda dan kesedihan
dalam gelap hati aku menangis
mengenangpun tak jadi arti
semua yang telah terjadi
takkan kembali

kenangan . . .
kan tercipta bila kekasih pergi
tuk selamanya
bisikan hati yang tersimpan dalam bayangan telah jadi bintang
kali ini ku takkan biarkan ia terjatuh atau menangis...

Akhir Cerita

...bintang yang ku tunjuk
cahayanya perlahan berubah kelam
hancur jatuh berantakan
padahal belum sempat ku utaraka sajak-sajak cinta yang tercipta karenanya

...taman langit seolah suram
petang tak benderang tak membuat hatiku berteman.,

...bintang hati telah lebur terganti
namun tiada arti
sajak ku suram tak ada setitik terang

...mungkin inikah akhir cerita cinta di tengah malam terhias purnama menyatu dalam angin melantun pilu

...purnama itu terluka,bercucur air mata di tahan dengan senyum sayup merekat dengan cinta dalam pertemuan di iringi sepatah kata

“ini yang terbaik” bisikmu

...daun menari sendu angin melantun pilu perpisahan memang harus tercipta

...malam merapat pulang
di tengah sesal jalan ku kini terkikis kelam.

Ijinkan Aku Menangis

kini kau pergi jauh
hingga tanganku tak mampu memelukmu
hingga kakiku tak mampu mengejarmu
hingga mataku tak mampu menatapmu
hingga teriak panggilku tak mampu kau dengar

ijinkan aku menangis ya
biarlah airmata ini jadi samudra
mengantarku berenang mencarimu

"tapi surga itu ada dilangit?"

Sebuah Penantian

Kusapa mentari pagi
gamit lengan pelangi
Yang mengintip dibalik awan

Kusibak tirai senja
Yang membentang dibatas cakrawala
Kududuk disini menantimu, meski gerimis menghalauku pergi
Kutetap disini menanti dan terus menanti
Hingga fajar terbit kembali.

Rizkiku

Aku tahu, rizkiku tak mungkin diambil orang lain
Karenanya hatiku tenang
Aku tahu, amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain
Maka aku sibukkan diriku bekerja dan beramal
Aku tahu Allah selalu melihatku
Karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat
Aku tahu kematian menantiku
Maka kupersiapkan bekal untuk berjumpa rabku.

Inginku

Inginku selalu sebut nama-Mu
Dalam setiap desahan nafasku
Di tiap detakan jantung
Pada tiap langkah-langkah kakiku Pada tiap kedipan mata
Tapi mengapa kadang bibir kelu
Terlalu banyakkah
dosa hamba-Mu ini
Ya Allah...!

Bimbang

Ketika aku harus memilih
Antara cerita dua kehidupan
Yang akan mengalir
Dalam setiap detik waktu
Atau ketika aku harus memilih
Antara membaca puisi Khairil Anwar
Atau syair Kahlil Gibran
Yang akan memberi inspirasi
Disetiap gores karyaku
Dan mesti aku harus mengatakan
Bahwa karyaku tak ternilai
Dibanding karya mereka.

Jeritan Alam

Angin pagi menyapaku
Seolah-olah berkata
Namun ku tak mengerti
Apa yang dikatakannya
Yang terdengar hanya
Maka
Di sisi ruang hampa itu
Dalam diamku
Hatiku pun berbisik
“Bingung” Desis-desis hampa
Kutanya pada pohon
Apa jawabannya
Yang ada hanya lambaian daun-daun
Dan gemerisik ranting berjatuhan
Kutanya pada air
Namun kutanya apa jawabnya
Yang terdengar hanya
Alunan air mengalir
Andai aku pahami
Jeritan-jeritan mereka selama ini
Mungkin kumengerti
Kepedihan yang selama ini terjadi.

Pencarianku

Aku ingin pergi saja
Mencari kesenyapan dalam ruang
Kemudian aku mengekor padanya
Untuk ku dapatkan apa itu kasih
Ah…………………

Tapi aku kesal……

Ketika kerak-kerak kesakitan
Masih tampak jelas tanpa temaram
Lalu bagaimana ???
Sedang puing-puing itu tak jelas
Antara selisih dan arahnya
Menjemukan!!!
Karena aku
Masih tetap tinggal

Sepatah Kata Buat Sahabatku

Bisik jiwa tlah terputus dalam satu hembusan nafas
Janji suci tlah kau ingkari tuk bersama
Dalam tawa dan duka
Yakinlah selalu … sobat
Bawa segala luka yang menyobek hatimu
Adalah pisau yang mengalir di setiap tetes darahku
Kesedihan yang nampak di raut mukamu
Adalah kepedihan terdalamku
Ketidakramahan dirimu adalah penyobek hatiku
Taukah kau sobat?
Bahwa secercah tawa yang dulu slalu menghiasi wajahmu
Kini tlah pudar dan bukan lagi
Kebanggaan dalam tali hati antara kau dan aku
Kini kau telah melepas jemari itu
Padahal aku rapuh tanpa tangan itu
Aku ingin kau selalu menjaga dan melindungiku
Sobat …
Sebuah tamparan yang selalu kudapat bila kusalah
Sebuah bimbingan yang selalu merangkulku bila kulemah
Kini tak akan pernah kudapati lagi
Kemana aku harus mencari itu semua?
Kau pergi tanpa mengucap sepatah kata pun
Kau telah memutus persahabatan itu
Persahabatan yang suci
Kini tlah kau nodai dengan kebungkaman, kebohongan, dan kebosanan
Semuanya penuh kepura-puraan
Kau jadikan persahabatan
Sebagai tempat berlabuh
Tuk mencari pengalaman kehidupan
Kenapa kau lakukan ini?
Ku diam dalam kebungkaman yang penuh kesakitan
Sedangkan dirimu tertawa penuh keriangan
Lalu kini ku bertanya:
Apa menurutmu seorang sahabat?
And sahabat yang tulus seperti apa?
Kau hanya diam tak bisa menjawab
Sobat …

Maafkan diri ini bila diri ini bersalah
Meski kau telah pergi
Bagiku kau selalu ada dalam hatiku
Karena kau adalah sahabatku
Dari dulu dan sampai kapan pun

Surga di Bumi

Tirai kehidupan tiba-tiba saja tersibak
Teka-teki misteri perlahan terkuak
Dan cahya terang merasuk ke kamarku yang suram
Aku melongok keluar jendela, untuk menyaksikan
Lalu kulangkahkan kakiku mengitari kota
Menghirup napas kebebasan yang melegakan
Dan dunia serasa berubah
Sebab semua menjadi lebih indah
Walau hati ini masih berkandung gundah
Semangatku seakan membuncah
Dan mimpiku berkecambah;

Jalanku menjadi lebih terjal, tetapi sekarang jelas
Hutan mana yang mesti kuterabas
Tak peduli sakit ataupun panas
Segalanya kuterima dengan hati puas
Sebab Rajawali takkan tumbuh jika takut terbang
Dan mentari tak ditakdirkan sembunyi di balik awan
Jika manusia enggan berjuang,
Lalu apa yang didapatkan, kecuali putus asa dan kesedihan

Hari ini, aku hidup demi mimpiku sendiri
Hari ini, mimpiku lebih berharga dan segalanya
Untuk membuktikan bahwa aku benar;
Bahwa keberanian melahirkan keberhasilan
Ketekunan melampaui semua kekuatan
Dan kejujuran bukanlah kelemahan
Hanya satu jawabnya,
Mahkota Sang Raja di istana mesti digenggam

Tapi suatu saat nanti, aku ingin hidup untuk orang lain
Dadaku selalu sesak melihat anak-anak jalanan
Mereka mengemis dan kelaparan
Dan ibu yang menangis tertahan
Saat bencana datang tanpa peringatan
Mereka yang tertindas memohon pertolongan
Untuk keadilan yang tak jua datang
Oh, bangsaku yang wajahnya tercoreng arang
Tunggulah, jika saatku tiba;
Saat aku cukup kuat menanggung beban
Saat kata-kataku bukan lagi angin yang tak dipedulikan

Aku ingin membangun surga
Di atas bumi yang tak sempurna
Dimana semua orang bisa bahagia
Saling berbagi, walau hanya sejumput doa

Sekarang, mungkin tanganku terulur lemah
Dan hanya bisa kusampaikan keluh kesah
Tapi, mimpi untuk suatu saat nanti
Takkan boleh mati; Mesti jadi abadi

Bidadari Kecil

Putri kecil nan ceria
Tersenyum manis bahagia
Meski pedih karena luka
Gadis kecil namun dewasa
Kala hadapi segala resah
Hingga ku terpesona karenanya

Bidadari kecil nan ceria
Meski pemalu juga pendiam
Namun datang bagai malaikat cinta

Ratu kecil nan berwibawa
Penghuni sebuah istana
Di dalam hati bersimpul cinta

Merpati kecil si penyabar
Dalam segala asa dan duka
Perempuan kecil penerang jiwa
Dalam sebuah kegelapan mata
Bintang terkecil namun terang
Penghias gelapnya malam
Di tengah bejuta kilauan bintang

Bintang Terkecil

Ketika senja telah datang
Mataharipun mulai tenggelam
Dan siang berganti malam

Kala hari mulai petang
Lembayung senjapun datang
Menanti gelapnya malam

Namun biarkanlah...
Biarlah siang berganti malam
Biarlah hari menjadi petang
Karna bintang dan rembulan
Akan datang jadikan malam terang

Rapuh

Sedikit sesak ketika aku berusaha untuk melupakanmu
Air mataku hanya sanggup keluar di pelupuk mata
Tak mampu lagi aku menetes
Karena air mata ini telah habis tercurah ketika kita berpisah

Sedikit pilu ketika aku terkenang masa lalu
Yang kini.. semua kenangan tentang dirimu telah hilang
Melihat namamu saja aku senang, entah mengapa..
Apa kerinduanku begitu dalam padamu??

Saat ini aku mencari jejakmu
Jejak kepergianmu..
Aku ingin pastikan kau hidup bahagia, walau itu tanpaku
Walau aku tahu, kita masih saling cinta..
Tapi, aku tahu ini yang terbaik
Untukmu, untukku, dan untuk mereka..

Ciuman Pertama

Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian- nyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai
singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.

Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.

Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.

Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.

~ Kahlil Gibran ~

Kasih Sayang dan Persamaan

Sahabatku yang papa, jika engkau mengetahui, bahawa Kemiskinan yang membuatmu sengsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan dan pengertian tentang Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.

Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Kerana orang kaya terlalu sibuk mengumpul harta utk mencari pengetahuan. Dan kusebut pengertian tentang Kehidupan : Kerana orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menempuh jalan kebenaran.

Bergembiralah, sahabatku yang papa, kerana engkau merupakan penyambung lidah Keadilan dan Kitab tentang Kehidupan. Tenanglah, kerana engkau merupakan sumber kebajikan bagi mereka yang memerintah terhadapmu, dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu.

Jika engkau menyedari, sahabatku yang papa, bahawa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu, dan membangkitkan jiwamu dari ceruk ejekan ke singgahsana kehormatan, maka engkau akan merasa berpuas hati kerana pengalamanmu, dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing, serta membuatmu bijaksana.

Kehidupan ialah suatu rantai yang tersusun oleh banyak mata rantai yang berlainan. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan terhadap masa kini dan harapan masa depan. Antara tidur dan jaga, di luar fajar merekah.

Sahabatku yang papa, Kemiskinan menyalakan api keagungan jiwa, sedangkan kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutkan perasaan, dan Suka mengubati hati yang luka. Bila Duka dan kemelaratan dihilangkan, jiwa manusia akan menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan.

Ingatlah, bahawa keimanan itu adalah peribadi sejati Manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas; tidak dapat dikumpul seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimananan, dan mendakap erat emasnya.

Orang muda sekarang jangan sampai meninggalkan Keimananmu, dan hanya mengejar kepuasan diri dan kesenangan semata. Orang-orang papa yang kusayangi, saat bersama isteri dan anak sekembalinya dari ladang merupakan waktu yang paling mesra bagi keluarga, sebagai lambang kebahagiaan bagi takdir angkatan yang akan datang. Tapi hidup orang yang senang bermewah-mewahan dan mengumpul emas, pada hakikatnya seperti hidup cacing di dalam kuburan. Itu menandakan ketakutan.

Air mata yang kutangiskan, wahai sahabatku yang papa, lebih murni daripada tawa ria orang yang ingin melupakannya, dan lebih manis daripada ejekan seorang pencemuh. Air mata ini membersihkan hati dan kuman benci, dan mengajar manusia ikut merasakan pedihnya hati yang patah.

Benih yang kautaburkan bagi si kaya, dan akan kau tuai nanti, akan kembali pada sumbernya, sesuai dengan Hukum Alam. Dan dukacita yang kausandang, akan dikembalikan menjadi sukacita oleh kehendak Syurga. Dan angkatan mendatang akan mempelajari Dukacita dan Kemelaratan sebagai pelajaran tentang Kasih Sayang dan Persamaan.

(Dari ‘Suara Sang Guru’)

~ Kahlil Gibran ~

Rahsia Jodoh

Berpasangan engkau telah diciptakan
Dan selamanya engkau akan berpasangan
Bergandingan tanganlah dikau
Hingga sayap-sayap panjang nan lebar lebur dalam nyala
Dalam ikatan agung menyatu kalian

Saling menataplah dalam keharmonian
Dan bukanlah hanya saling menatap ke depan
Tapi bagaimana melangkah ke tujuan semula

Berpasangan engkau dalam mengurai kebersamaan
Kerana tidak ada yang benar-benar mampu hidup bersendirian
Bahkan keindahan syurga tak mampu menghapus kesepian Adam

Berpasangan engkau dalam menghimpun rahmat Tuhan Ya, bahkan bersama pula dalam menikmatinya
Kerana alam dan kurniaan Tuhan
Terlampau luas untuk dinikmati sendirian

Bersamalah engkau dalam setiap keadaan
Kerana kebahagiaan tersedia, bagi mereka yang menangis
Bagi mereka yang disakiti hatinya, bagi mereka yang mencari,
bagi mereka yang mencuba
Dan bagi mereka yang mampu memahami erti hidup bersama
Kerana mereka itulah yang menghargai pentingnya
orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka

Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang maut meliputimu
Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu
Tempat angin syurga menari-nari diantara bahtera sakinahmu

Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta
Biarkan cinta mengalir dalam setiap titisan darah
Bagai mata air kehidupan
Yang gemerciknya senantiasa menghidupi pantai kedua jiwa
Saling isilah minumanmu tapi jangan minum dari satu piala
Saling kongsilah rotimu tapi jangan makan dari pinggan yang sama..

Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka
Hanya biarkan masing-masing menghayati waktu sendirinya
Kerana dawai-dawai biola, masing-masing punya kehidupan sendiri
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya
Sebab itulah simfoni kehidupan

Berikan hatimu namun jangan saling menguasainya

Jika tidak, kalian hanya mencintai pantulan diri sendiri
Yang kalian temukan dalam dia
Dan lagi, hanya tangan kehidupan yang akan mampu merangkulnya

Tegaklah berjajar namun jangan terlampau dekat
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibina terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara
Tidak tumbuh dalam bayangan masing-masing?

~ Kahlil Gibran ~

Dari Petikan Sang Nabi (The Prophet)

PERENGGAN 12
Seorang ahli hukum menyusul bertanya;
Dan bagaimana tentang undang-undang kita?

Dijawabnya;
Kalian senang meletakkan perundangan,
namun lebih senang lagi melakukan perlanggaran,

Bagaikan kanak-kanak yang asyik bermain di tepi pantai,
yang penuh kesungguhan menyusun pasir jadi menara,
kemudian menghancurkannya sendiri,
sambil gelak tertawa ria.

Tapi,
selama kau sedang sibuk menyusun menara pasirmu,
sang laut menghantarkan lebih banyak lagi pasir ke tepi,

Dan pada ketika kau menghancurkan menara buatanmu,
sang laut pun turut tertawa bersamamu.

Sesungguhnya,
samudera sentiasa ikut tertawa,
bersama mereka yang tanpa dosa.

Tapi bagaimanakah mereka,
yang menganggap kehidupan bukan sebagai samudera,
dan melihat undang-undang buatannya sendiri,
bukan ibarat menara pasir?

Merekalah yang memandang kehidupan,
laksana sebungkal batu karang,
dan undang-undang menjadi pahatnya,
untuk memberinya bentuk ukiran,
menurut selera manusia,
sesuai hasrat kemahuan.

Bagaimana dia,
si tempang yang membenci para penari?

Bagaimana pula kerbau yang menyukai bebannya,
dam mencemuh kijang,
menamakannya haiwan liar tiada guna?

Lalu betapa ular tua,
yang tak dapat lagi menukar kulitnya,
dan kerana itu menyebut ular lain sebagai telanjang,
tak kenal susila?

Ada lagi dia,
yang pagi- pagi mendatangi pesta,
suatu keramaian perkahwinan,
kemudian setelah kenyang perutnya,
dengan badan keletihan,
meninggalkan keramaian dengan umpatan,
menyatakan semua pesta sebagai suatu kesalahan,
dan semua terlibat melakukan kesalahan belaka.

Apalah yang kukatakan tentang mereka,
kecuali bahawa memang mereka berdiri di bawah sinar mentari,
namun berpaling wajah, dan punggung mereka membelakangi?

Mereka hanya melihat bayangannya sendiri,
dan bayangan itulah menjadi undang-undangnya.

Apakah erti sang suria bagi mereka,
selain sebuah pelempar bayangan?

Dan apakah kepatuhan hukum baginya,
selain terbongkok dan melata di atas tanah,
mencari dan menyelusuri bayangan sendiri?

Tapi kau,
yang berjalan menghadapkan wajah ke arah mentari,
bayangan apa di atas tanah,
yang dapat menahanmu?

Kau yang mengembara di atas angin,
kincir mana yang mampu memerintahkan arah perjalananmu,
hukum mana yang mengikatmu,
bila kau patahkan pikulanmu,
tanpa memukulnya pada pintu penjara orang lain?

Hukum apa yang kau takuti,
jikalau kau menari-nari,
tanpa kakimu tersadung belenggu orang lain?

Dan siapakah dia yang menuntutmu,
bila kau mencampakkan pakaianmu,
tanpa melemparkannya di jalan orang lain?

Rakyat Orphalese,
kalian mungkin mampu memukul gendang,
dan kalian dapat melonggarkan tali kecapi,
namun katakan,
siapakah yang dapat menghalangi,
burung pipit untuk menyanyi.

PERENGGAN 13
Seorang ahli pidato maju ke depan;
bertanyakan masalah kebebasan.

Dia mendapat jawapan;
Telah kusaksikan,
di gerbang kota maupun dekat tungku perapian,
dikau bertekuk lutut memuja Sang Kebebasan.

Laksana hamba budak merendahkan diri di depan sang tuan,
si zalim yang disanjung puja,
walaupun dia hendak menikam.

Ya, sampai pun di relung-relung candi,
dan keteduhan pusat kota,
kulihat yang paling bebas pun diantara kalian,
mengendong kebebasannya laksana pikulan,
mengenakannya seperti besi pembelenggu tangan.

Hatiku menitikkan darah dalam dada,
kerana kutahu,
bahawa kau hanya dapat bebas sepenuhnya,
pabila kau dapat menyedari;
bahawa keinginan untuk kebebasan pun,
merupakan sebentuk belenggu jiwamu.

Hanya jikalau kau pada akhirnya,
berhenti bicara tentang Kebebasan,
sebagai suatu tujuan dan sebuah hasil perbincangan,
maka kau akan bebas,
bila hari-hari tiada kosong dari beban fikiran,
dan malam-malammu tiada sepi dari kekurangan dan kesedihan.

Bahkan justeru Kebebasanmu berada dalam rangkuman beban hidup ini,
tetapi yang berhasil engkau atasi,
dan jaya kau tegak menjulang tinggi,
sempurna, terlepas segala tali-temali.

Dan bagaimana kau kan bangkit,
mengatasi hari dan malammu,
pabila kau tak mematahkan belenggu ikatan,
yang di pagi pengalamanmu,
telah engkau kaitkan pada ketinggian tengah harimu?

Sesungguhnyalah,
apa yang kau namai Kebebasan,
tak lain dari mata terkuat diantara mata rantai belenggumu,
walau kilaunya gemerlap cemerlang di sinar suria,
serta menyilaukan pandang matamu.

Dan sedarkah engkau,
apa yang akan kau lepaskan itu?
tiada lain adalah cebisan dari dirimu,
jikalau kau hendak mencapai kebebasan yang kau rindu.

Pabila yang akan kau buang itu,
suatu hukum yang tak adil,
akuilah bahwa dia telah kau tulis dengan tanganmu sendiri,
serta kau pahatkan diatas permukaan keningmu.

Mustahil kau akan menghapusnya,
dengan hanya membakar kitab-kitab hukummu,
tak mungkin pula dengan cara membasuh kening para hakimmu,
walau air seluruh lautan kaucurahkan untuk itu.

Pabila seorang zalim yang hendak kau tumbangkan,
usahakanlah dahulu,
agar kursi tahtanya yang kau tegakkan di hatimu,
kau cabut akarnya sebelum itu.

Sebab bagaimanakah seorang zalim,
dapat memerintah orang bebas dan punya harga diri,
jika bukan engkau sendiri membiarkannya,
menodai kebebasan yang kaujunjung tinggi,
mencorengkan arang pada harkat martabat kemanusiaanmu peribadi?

Pabila suatu beban kesusahan yang hendak kautanggalkan,
maka ingatlah bahwa beban itu telah pernah menjadi pilihanmu,
bukannya telah dipaksakan diatas pundakmu.

Bilamana ketakutan yang ingin kau hilangkan,
maka perasaan ngeri itu bersarang di hatimu,
bukannya berada pada dia yang kau takuti.

Sebenarnyalah, segalanya itu bergetar dalam diri,
dalam rangkulan setengah terkatup, yang abadi;
antara;
yang kauinginkan dan yang kau takuti,
yang memuakkan dan yang kausanjung puji,
yang kaukejar-kejar dan yang hendak kau tinggal pergi.

Kesemuanya itu hadir dalam dirimu selalu,
bagaikan Sinar dan Bayangan,
dalam pasangan-pasangan,
yang lestari berpelukan.

Dan pabila sang bayangan menjadi kabur, melenyap hilang,
maka sinar yang tinggal, wujudlah bayangan baru,
bagi sinar yang lain;
demikianlah selalu.

Seperti itulah pekerti Kebebasan,
pabila ia kehilangan pengikatnya yang lama,
maka ia sendirilah menjadi pengikat baru,
bagi Kebebasan yang lebih agung,
sentiasa.

~ Kahlil Gibran ~

Waktu

Dan seorang pakar astronomi berkata, “Guru, bagaimanakah perihal Waktu?”

Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahawa semalam hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah harapan dan impian utk hari ini.
Dan yang menyanyi dan merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Siapa di antara kalian yang tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandung di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?

Tapi jika di dalam fikiranmu baru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkumi semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

~ Kahlil Gibran ~

Cinta

Kelmarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia berkata, “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari Manusia Pertama.”

Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menyanyi dia berkata, “Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.’

Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata, ‘Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.’

Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata, “Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yg kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari.’

Setelah itu seorang lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia berkata, “Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.’

Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, ‘Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.’

Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, ‘Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.’

Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, ‘Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.’

Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, “Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.’

Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata, “Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.”

Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat. Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.

~ Kahlil Gibran ~

Cinta

Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga

Mereka berkata tentang helang dan hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai - di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai - bangkai mati itu

Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati

(Dari ‘The Forerunner)

~ Kahlil Gibran ~

Cinta

Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.

Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:

Pabila cinta menggamitmu, ikutlah ia
Walaupun jalan-jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakan kamu.

Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
kerana sekalipun cinta memahkotakan kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari
ia juga turun ke akar-akarmu
dan menggoncangkannya dari perut bumi

Seperti seberkas jagung
ia akan mengumpulmu untuk dirinya
membantingkanmu sehingga engkau bogel
mengayakkanmu sehingga terpisah kamu dari kulitmu
mengisarkanmu sehingga engkau menjadi putih bersih
mengulimu agar kamu mudah dibentuk
dan selepas itu membakarmu di atas bara api
agar kamu menjadi sebuku roti yang diberkati
untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang suci

Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
supaya engkau memahami rahsia hatinya
dan dengan itu menjadi wangi-wangian kehidupan
tetapi seandainya di dalam ketakutanmu
engkau hanya mencari kedamaian dan nikmat cinta
maka lebih baiklah engkau membalut dirimu
yang bogel itu
dan beredarlah dari laman cinta yang penuh gelora
ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan ketawa
tetapi bukan tawamu
dan engkau akan menangis
tetapi bukan dengan air matamu

Cinta tidak memberikan apa-apa melainkan dirinya
dan tidak mengambil apa-apa melainkan daripada dirinya
cinta tidak mengawal sesiapa
dan cinta tidak boleh dikawal sesiapa
kerana cinta lengkap dengan sendirinya

Dan pabila engkau bercinta
engkau tidak seharusnya berkata
“kejadian adalah hatiku,” sebaliknya berkatalah:
“aku adalah kejadian”

Dan janganlah engkau berfikir
engkau boleh menentukan arus cinta
kerana seandainya cinta memberkatimu
ia akan menentukan arah perjalananmu

Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tetapi seandainya kamu bercinta
dan ada nafsu pada cintamu itu
maka biarlah yang berikut ini menjadi nafsumu;
menjadi air batu yang cair
membentuk anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta
pada malam yang gelap gelita
untuk mengenal betapa pedihnya kemesraan
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta
dan rela serta gembira
melihat darah dari lukanya
untuk bangun pada waktu fajar dengan hati yang lega
dan bersyukur untuk satu hari lagi yang terisi cinta
untuk beristirehat ketika matahari remang
untuk mengingati kemanisan cinta yang tidak terperi
untuk kembali ke rumahmu ketika air mati
dengan rasa kesyukuran di dalam hati
dan dalam tidurmu berdoalah untuk kekasihmu
yang bersemadi di dalam hatimu
dengan lagu kesyukuran pada bibirmu

(Dari ‘Sang Nabi’)

~ Kahlil Gibran ~

Alam dan Manusia

Aku mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis meratapi kematian anaknya dan aku kemudian bertanya, “Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?’ Dan sungai itu menjawab, ‘Sebab aku dipaksa mengalir ke kota tempat Manusia merendahkan dan mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah, meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat buruk.”
Dan aku mendengar burung-burung menangis, dan aku bertanya, “Mengapa engkau menangis, burung-burungku yang cantik?”
Dan salah satu dari burung itu terbang mendekatiku, dan hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata, “Anak-anak Adam akan segera datang di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya. Kami sekarang terpisah di antara satu sama yang lain, sebab kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan Manusia. Ajal memburu kami ke mana pun kami pergi.”

Kini, matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak pepohonan dengan rona mahkota. Kupandangi keindahan ini dan aku bertanya kepada diriku sendiri, ‘Mengapa Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?’

~ Kahlil Gibran ~

Untuk Ibu Pertiwi

Bukit-bukit di negeriku kini tenggelam
Oleh darah dan air mata
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang anaknya yang merantau?
Untuk masyarakatnya yang sengsara?
Apa pula gunanya keluh-kesah
Seorang penyair yang sedang tidak di rumah?
Seandainya rakyatku mati dalam pemberontakan menuntut nasibnya,
Aku akan berkata “Mati dalam perjuangan
Lebih mulia dari hidup dalam penindasan”
Tapi rakyatku tidak mati sebagai pemberontak
Kematian adalah satu-satunya penyelamat mereka,
Dan penderitaan adalah tanah air mereka

Ingatlah saudaraku,
Bahawa syiling yang kau jatuhkan
Ke telapak tangan yang menghulur di hadapanmu,
Adalah satu-satunya jambatan yang menghubungkan
Kekayaan hatimu dengan cinta di hati Tuhan.

~ Kahlil Gibran ~

Nyanyian Sukma

Di dasar relung jiwakuBergema nyanyian tanpa kata;
sebuah laguyang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihkudalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang,Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahayabintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahduYang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau' manakahYang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyiDan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang beranimelagukan kidung suci Tuhan?
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)

~ Khalil Gibran ~

Semalam

Semalam aku sendirian di dunia ini,
kekasih; dan kesendirianku...
sebengis kematian...
Semalam diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara...,
Di dalam fikiran malam.
Hari ini...
aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari.
Dan, ia berlangsung dalam seminit dari sang waktu yang melahirkan sekilas pandang,
sepatah kata, sebuah desakan dan... sekucup ciuman

~ Khalil Gibran ~

Kisahku

Dengarkan kisahku... .
Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahsia;
ia hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan;
dan ketika kita mencuba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal wap.

~ Kahlil Gibran ~

Tanya Sang Anak

Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibuSerta seorang anak gadis muda dan naif!
Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!Ibu!
Mengapa aku dilahirkan wanita?Sang ibu menjawab,
"Kerana ibu lebih kuat dari ayah!
"Sang anak terdiam dan berkata,"Kenapa jadi begitu?
"Sang anak pun bertanya kepada sang ayah
!Ayah!
Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,"Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali menjawab," Iya,
kau adalah yang terkuat!"
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.
Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!
""Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?
" Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.
Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan.
"Kerana engkau adalah buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam.
Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!
Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."

~ Khalil Gibran ~

Bagi Sahabatku Yang Tertindas

Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan,
diberi makan pada dada penurunan nilai,
yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani,
engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang getir.
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan isterinya,
anak-anaknya yang masih kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya,
yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas.
Wahai tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan,
dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita yang malang,
yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan.
Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu,
memperdayakan engkau,
menanggung kemiskinanmu dengan emas.
Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang menyedihkan.
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati,
para martir bagi hukum buatan manusia.
Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,
dari ketidakadilan sang hakim, dari licik si kaya,
dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya Jangan putus asa,
kerana di sebalik ketidakadilan dunia ini,
di balik persoalan, di balik awan gemawan,
di balik bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh kadilan, segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah kerana berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina para penindasmu.

~ Khalil Gibran ~